koranindopos.com – Jakarta. Pada hari Minggu, 29 Oktober, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, menyatakan komitmen kuat untuk melanjutkan dan memperluas edukasi pencegahan perkawinan anak dan masalah remaja lainnya melalui program Generasi Berencana (GenRe). Pada ajang Apresiasi Duta dan Jambore Kreativitas GenRe Nasional di Semarang, ia menekankan pentingnya upaya ini dalam mendukung visi Indonesia Layak Anak (IDOLA) tahun 2030.
Tahun 2030 akan menjadi puncak dari apa yang disebut sebagai bonus demografi, di mana jumlah penduduk berusia produktif (15 – 64 tahun) akan lebih banyak dibandingkan dengan penduduk non-produktif. IDOLA adalah program pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk menjadikan negara ini sebagai tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak. Untuk mencapai tujuan ini, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) fokus pada upaya pencapaian “Kabupaten/Kota Layak Anak.”
Salah satu indikator penting agar bonus demografi berdampak positif dan IDOLA bisa tercapai adalah tidak adanya perkawinan usia anak. Dalam upaya untuk mempersiapkan remaja menjadi produktif, sehat, dan berkualitas, GenRe (Generasi Berencana) adalah salah satu program edukasi positif yang mengajarkan remaja untuk menjauhi Perkawinan Usia Anak, Seks Pranikah, atau Seks Bebas, serta penyalahgunaan narkoba.
Menteri PPPA, Bintang Puspayoga, yang juga menjabat sebagai Bunda GenRe Nasional, berbicara tentang pentingnya program GenRe yang telah berusia 13 tahun. Program ini dikembangkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan tujuan memberikan edukasi dan solusi terkait berbagai masalah anak dan remaja di Indonesia, termasuk masalah perkawinan anak, stunting, dan kesehatan reproduksi.
Pernyataan Menteri PPPA menggarisbawahi bahwa investasi terbesar dalam suatu bangsa adalah sumber daya manusianya. Mendorong Forum GenRe, yang memiliki pengalaman sebagai konselor remaja di Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R), dapat membantu rekan sebayanya dengan pemahaman mendalam mengenai masalah yang dihadapi oleh remaja Indonesia yang semakin beragam dan kompleks, terutama di era digital saat ini.
GenRe tidak hanya menjadi sebuah program, tetapi juga agen perubahan untuk masa depan anak-anak dan remaja yang berkualitas. Para anggota Forum GenRe terpilih akan menjadi Duta GenRe, remaja berprestasi dalam usia 16-22 tahun yang memiliki peran penting dalam memberikan dampak positif kepada teman sebayanya.
Isu perkawinan anak adalah salah satu isu krusial yang dihadapi oleh Indonesia, dengan dampak negatif yang signifikan. Edukasi tentang masalah ini menjadi hal yang sangat penting, dan GenRe telah membantu dalam meningkatkan pemahaman para remaja terkait program generasi berencana, kesehatan reproduksi remaja, termasuk aspek-aspek seperti seksualitas, HIV/AIDS, dan penyalahgunaan narkoba.
Hasto Wardoyo, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, optimis bahwa GenRe dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang lebih besar. Dengan fokus pada tiga hal krusial, yaitu menghindari Seks Bebas, Perkawinan Usia Anak, dan penghindaran penyalahgunaan narkoba (Napza), Forum GenRe bertujuan untuk memotivasi dan membimbing remaja dalam mengatasi lima transisi kehidupan remaja, yang meliputi kelanjutan pendidikan, membangun karir, membina keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera, menerapkan pola hidup sehat, serta berkontribusi dalam bersosialisasi dengan masyarakat.
Ajang ini juga menyediakan kesempatan untuk mengapresiasi dan menghargai upaya dari beberapa Forum GenRe yang aktif dalam program ini dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam ajang tersebut, Menteri PPPA memberikan penghargaan pada kategori Meaningful Youth Participation pada Forum GenRe dari Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Barat.
Dengan semangat, tekad, dan upaya bersama yang kuat, GenRe terus berupaya mencapai visi IDOLA 2030, di mana Indonesia menjadi tempat yang lebih baik bagi anak. (dni)