koranindopos.com – Jakarta. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengadakan pertemuan dengan komunitas pecinta hewan Animal Defender Indonesia dalam rangka membahas rencana unik dan progresif: pembentukan Pulau Kucing di wilayah Kepulauan Seribu.
Inisiatif ini muncul sebagai respons atas banyaknya laporan warga terkait kucing liar yang masuk melalui aplikasi layanan publik JAKI, serta hasil diskusi dan usulan dari komunitas Animal Defender. Pramono menyebutkan bahwa Pemprov DKI menyambut baik gagasan tersebut.
“Pulau Kucing itu disambut secara positif oleh Pemprov DKI. Tapi saya tekankan, kalau memang kita putuskan punya Pulau Kucing seperti di Jepang, maka harus mandiri, edukatif, dan yang paling penting bisa menyejahterakan kucing,” ujar Pramono saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.
Pulau Kucing yang dirancang akan berfungsi ganda, yakni sebagai tempat rehabilitasi dan penampungan kucing-kucing liar, serta sebagai destinasi wisata edukatif. Tujuannya tidak hanya untuk melindungi hewan, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesejahteraan satwa.
Guna memastikan perencanaan dan pelaksanaan proyek ini berjalan ilmiah dan berkelanjutan, Pemprov DKI akan menggandeng sejumlah ahli dari berbagai universitas ternama di Indonesia seperti Universitas Brawijaya, IPB University, dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Pramono juga menyinggung bahwa mayoritas laporan terkait hewan yang diterima Pemprov DKI lewat JAKI berkaitan dengan kucing, terutama permintaan sterilisasi terhadap kucing liar jantan. “Sekarang ini laporan terbanyak di JAKI soal hewan, itu kucing. Banyak yang minta sterilisasi. Jadi pejantan-pejantan yang liar itu mari kita sterilisasi semuanya,” imbuhnya.
Jika berhasil, Pulau Kucing ini berpotensi menjadi ikon baru wisata Jakarta yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga ramah hewan. Proyek ini pun dinilai sejalan dengan visi Jakarta sebagai kota global yang inklusif, beradab, dan peduli terhadap makhluk hidup lainnya.(dhil)