koranindopos.com – Jakarta. Festival Film Pendek Moderasi Beragama (FFPMB) memasuki tahap akhir dengan pengumuman 10 peserta yang masuk dalam nominasi. Festival ini digelar oleh Balai Litbang Agama (BLA) Jakarta bekerja sama dengan Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU). Pendaftaran Festival Film Pendek Moderasi Beragama Tingkat Pelajar 2023 dimulai pada 1 Juli hingga 1 Agustus 2023.
Kepala BLA Jakarta, Samidi Khalim, mengungkapkan bahwa lebih dari 200 sinopsis karya peserta telah diterima. Setelah melewati proses seleksi, sebanyak 194 sinopsis dianggap memenuhi kualifikasi untuk dilanjutkan ke tahap pembuatan film pendek moderasi beragama.
“Akhirnya kita merekomendasikan yang memenuhi kualifikasi untuk dilanjutkan ke pembuatan film, yaitu ada 194 film pendek, yang terdiri dari 85 kategori mahasiswa, dan sisanya 109 dari kalangan pelajar,” ucap Samidi dalam Seminar dan Pengumuman Nominasi Pemenang FFPMB 2023 di Gedung IX FIB Universitas Indonesia (UI), Selasa (19/9/2023).
Seminar ini diselenggarakan oleh BLA Jakarta bekerja sama dengan Program Studi Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Hadir sebagai narasumber, aktor senior Deddy Mizwar, Guru Besar FIB UI Prof. Maman Lesmana, dan Wakil Sekretaris LD PBNU K.H. Nurul Huda.
Dalam penghargaan bagi para pemenang, panitia telah menyiapkan total hadiah senilai Rp60 juta.
Antusiasme peserta yang tinggi dalam Festival Film Pendek Moderasi Beragama disambut dengan baik oleh Kepala Balitbang-Diklat Kemenag, Suyitno. Menurutnya, festival ini merupakan salah satu instrumen untuk memperkuat moderasi beragama. Melalui media film, prinsip moderasi dalam beragama diharapkan dapat tumbuh dan berkembang di masyarakat.
“Badan Litbang dan Diklat melalui Balai Litbang Agama Jakarta menggunakan berbagai instrumen sebagai upaya penguatan moderasi beragama. Harapannya bisa menyasar berbagai lapisan masyarakat, termasuk pencinta film,” ujar Suyitno.
Suyitno juga menekankan bahwa film adalah media yang efektif untuk menyebarkan budaya di masyarakat. Oleh karena itu, film dengan pesan moderasi beragama yang kuat dapat mempengaruhi perilaku masyarakat yang cenderung moderat.
“Jika kita memproduksi film dengan tema moderasi beragama yang kuat, lalu mengedarkannya dalam jangka waktu tertentu, maka hal ini dapat efektif mempengaruhi perilaku moderat di masyarakat,” kata Guru Besar UIN Raden Fatah ini.
Kepala Balitbang-Diklat Kemenag berharap agar penguatan moderasi beragama terus berlanjut melalui langkah-langkah kreatif dan inovatif. “Tentu saja, penguatan melalui pelatihan, sosialisasi, dan orientasi tetap penting. Namun, perlu juga cara-cara yang tidak monoton,” tambahnya.
Berikut adalah daftar nominasi Festival Film Pendek Moderasi Beragama 2023:
Nominasi Kategori Pelajar:
- NASI KOTAK HUANG (Pelajar MTs Al Ghozaly Siwatu, Wonosobo, Jawa Tengah)
- PERSAHABATAN (Pelajar Pondok Pesantren Motivasi Indonesia, Bekasi, Jawa Barat)
- BENANG MERAH KELUARGA (Pelajar SMK Dr. Soetomo, Cilacap, Jawa Tengah)
- TERKA (Pelajar Pondok Pesantren Al Qur’an dan Sains Nurani, Bogor, Jawa Barat)
- JAKARTA CHARTER (Pelajar SMA IT Plus Bazma Brilliant, Dumai, Riau)
Nominasi Kategori Mahasiswa:
- SIEM (Mahasiswa UIN KH Abdurrahman Wahid, Pekalongan, Jawa Tengah)
- TIHU IAKE (Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Ambon)
- HARI MINGGU (Mahasiswa UIN Kiai Haji Achmad Sidd