koranindopos.com – Jakarta. Petugas Bimbingan Ibadah Daerah Kerja (Daker) Bandara mengimbau agar jemaah haji Indonesia yang diberangkatkan pada gelombang II sudah mengenakan pakaian ihram sejak dari embarkasi. Hal ini disampaikan oleh Eri Iswandi, Petugas Bimbingan Ibadah Daker Bandara, di Bandara Jeddah pada 31 Mei 2024.
“Pakaian ihram dianjurkan dipakai sejak dari embarkasi karena ada rangkaian sunah sebelum ihram yang mesti dilakukan, seperti mandi sunah dan shalat sunah ihram,” jelas Eri Iswandi kepada Tim Media Center Haji (MCH). Menurutnya, jika jemaah berharap dapat melakukan persiapan ihram di Jeddah, waktunya sangat terbatas karena mereka harus segera naik bus menuju Makkah. Selain itu, memakai ihram sejak embarkasi juga memudahkan jemaah saat akan mengambil miqat di Yalamlam saat di atas pesawat.
Namun, pantauan petugas haji di Bandara Jeddah menunjukkan bahwa masih banyak jemaah yang belum memakai pakaian ihram sejak dari embarkasi. Hal ini menyulitkan jemaah sendiri karena mereka harus bersiap mengambil miqat setibanya di Jeddah, sebelum naik bus menuju Makkah. “Jemaah yang belum ihram kita edukasi untuk menyiapkan ihram dan mengambil miqat sesuai dengan fatwa MUI terkait kebolehan miqat di Jeddah,” kata Eri.
Setibanya di Bandara Jeddah, lantunan talbiyah terus terdengar di ruang pavilion tempat berkumpulnya jemaah. Petugas Bimbingan Ibadah Haji tampak membimbing para jemaah untuk berniat dan memberikan pemahaman tentang larangan setelah berihram. Mereka memastikan bahwa jemaah laki-laki sudah sempurna dalam mengenakan ihram, tanpa pakaian berjahit, termasuk pakaian dalam. Petugas perempuan memberikan edukasi kepada jemaah perempuan, terutama yang lanjut usia, agar suci dari najis dan mematuhi larangan setelah berihram.
Beberapa petugas perempuan juga membantu jemaah lansia mengganti popok dan mensucikan tubuh mereka yang terkena najis. “Kami berdua baru saja mengganti popok jemaah, kasihan ibunya, kelelahan. Sepanjang kami ganti popoknya, matanya terus terpejam,” cerita seorang petugas.
Tema haji 2024 masih mengusung konsep haji ramah lansia. Semua petugas memahami pesan untuk memperlakukan jemaah haji lansia sebagaimana orangtua sendiri. Tak jarang, beberapa petugas rela menggendong jemaah lansia menuju bus sebelum berangkat ke Makkah. Sebagian petugas lainnya memastikan keabsahan berihram jemaah laki-laki dengan melakukan pemeriksaan pada kaki jemaah. Tak sedikit jemaah yang masih mengenakan sepatu, sehingga petugas segera mengganti sepatu jemaah dengan sandal yang telah disediakan.
Di Daker Bandara, perlengkapan pakaian ihram cadangan juga disediakan untuk jemaah sebagai antisipasi jika ada yang membutuhkan pengganti. Hal ini menunjukkan komitmen petugas haji untuk memastikan kenyamanan dan keabsahan ibadah para jemaah, terutama mereka yang lanjut usia. (hai)