koranindopos.com – Jakarta. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkenalkan pemanfaatan model tiga dimensi sebagai simulasi untuk mengembangkan perkotaan menuju konsep kota pintar atau smart city. Dalam webinar PRSDI Series #3 yang bertajuk “NEXT-GEN TECHNOLOGIES: Digital Twin Cities, Software Development for Digital Transformation and AR in Education,” yang diselenggarakan pada Selasa (30/4/2024), Peneliti Pusat Riset Sains Data dan Informasi (PRSDI) Badan Riset dan Inovasi Nasional, Ridwan Suhud, menjelaskan konsep tersebut.
Menurut Suhud, model kota 3D digunakan untuk tata kelola perkotaan, menjadi representasi virtual yang canggih dari wilayah perkotaan. “Model kota 3D memfasilitasi simulasi pengembangan perkotaan, pengelolaan lalu lintas, respons bencana, dan pemantauan lingkungan. Sehingga, bertindak sebagai alat yang kuat dalam inisiatif kota pintar untuk masa depan perkotaan yang berkelanjutan dan tangguh,” ujarnya, seperti dilansir dari www.brin.go.id pada Jumat (3/5/2024).
Lebih lanjut, Suhud menjelaskan bahwa model kota 3D, sebagai bagian dari konsep digital twin, mencakup representasi tiga dimensi yang detail dari bangunan-bangunan kota, infrastruktur, jaringan, dan aset fisik lainnya yang relevan. Data real-time yang dikumpulkan dari berbagai sensor dan titik data di seluruh kota juga diperkaya dalam model ini.
Pemanfaatan model 3D ini memungkinkan para perencana kota, pembuat kebijakan, dan layanan publik untuk memvisualisasikan, memantau, dan menganalisis dinamika kompleks kehidupan kota. “Hal itu akan memungkinkan untuk perencana kota, pembuat kebijakan, dan layanan publik memvisualisasikan, memantau, dan menganalisis dinamika kompleks kehidupan kota,” tambahnya.
Sementara itu, Koordinator Divisi Analisis, Lead Tribe Citizen Engagement & Service, Jabar Digital Services, Rian Adrian, menambahkan bahwa penelitian User-Centered Design (UCD) for Digital Innovation in the Public Sector membahas pendekatan untuk merancang produk dan sistem yang menempatkan kebutuhan, tujuan, dan preferensi pengguna sebagai pusat proses desain.
“Tujuannya untuk menciptakan produk yang dapat digunakan, efisien, dan menyenangkan bagi pengguna untuk layanan publik lebih baik dan kepuasaan masyarakat meningkat,” ujar Adrian.
Dengan penerapan model 3D ini, diharapkan perkembangan perkotaan akan semakin terarah menuju konsep kota pintar yang efisien, berkelanjutan, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. (hai/infopublik)