koranindopos.com – Jakarta. Indonesia baru saja menerima sebanyak 27 ribu ton beras dari Vietnam melalui Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta. Beras ini akan digunakan untuk memperkuat Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dalam rangka menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan di negara ini.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan bahwa proses bongkar muat beras dari Vietnam sedang berlangsung, dan diperkirakan membutuhkan waktu hingga 6 hari untuk menyelesaikannya. Setelah proses ini selesai, beras tersebut akan disalurkan ke Bulog (Perum Badan Urusan Logistik) untuk menjadi bagian dari CBP.
Arief juga menjelaskan bahwa pemerintah telah memastikan ketersediaan stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) agar tetap terjaga. Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan agar stok CBP di Bulog tidak kurang dari 1 juta ton, dan bahkan meminta agar jumlah tersebut terus ditingkatkan hingga mencapai 1,5 juta hingga 2 juta ton. Saat ini, stok Bulog mencapai 1,7 juta ton, yang menunjukkan ketersediaan yang cukup untuk menghadapi potensi lonjakan permintaan.
Arief Prasetyo Adi juga meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak khawatir terkait isu-isu tentang stok beras. Pemerintah telah memastikan ketersediaan beras nasional yang mencukupi, dan stok CBP yang telah terjaga dengan baik akan memastikan pasokan yang stabil bagi masyarakat.
Selain itu, Arief juga mengumumkan bahwa telah terjadi depresiasi harga beras di PIBC setelah penyaluran beras SPHP (Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan). Stok di PIBC saat ini mencapai 31 ribu ton dari target 35 ribu ton. Bulog juga telah memenuhi lebih dari 5 ribu ton beras dari Purchase Order (PO) sebanyak 8 ribu ton.
Ketua Satgas Pangan Polri, Kombes Pol. Hermawan, menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan pengawasan di pasar-pasar turunan untuk memastikan harga beras tetap stabil. Beras SPHP Bulog telah tersebar hingga ke pasar turunan, dan pengawasan akan dilakukan untuk memastikan harga jual tidak melebihi batas maksimal sebesar Rp10.900 per kilogram.
Dengan langkah-langkah ini, pemerintah Indonesia berupaya keras untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga beras, sehingga masyarakat tetap dapat mengakses beras dengan harga yang terjangkau.(dni)