koranindopos.com – Jakarta. Arab Saudi mengumumkan proyek investasi mineral baru senilai 100 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.600 triliun), sebagai bagian dari upaya negara ini untuk memposisikan dirinya sebagai kekuatan utama dalam pengembangan sumber daya mineral kritis. Proyek ini mencakup investasi sebesar 20 miliar dollar AS (sekitar Rp 320 triliun) yang telah memasuki tahap rekayasa akhir atau bahkan sedang dalam tahap konstruksi.
Pengumuman tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Urusan Pertambangan Arab Saudi, Khalid al-Mudaifer, pada forum tahunan Future Minerals Forum yang digelar di ibu kota Riyadh, pada Rabu (15/1/2025) waktu setempat. Menurut al-Mudaifer, investasi ini menjadi langkah besar untuk memastikan Arab Saudi dapat memperkuat posisi strategisnya di pasar global mineral kritis, yang mencakup bahan baku penting untuk teknologi tinggi dan energi terbarukan.
Meskipun al-Mudaifer tidak memberikan rincian lebih lanjut, pejabat Saudi juga membahas rencana ekspansi eksplorasi lithium, tembaga, emas, nikel, fosfat, serta elemen tanah jarang yang semakin dicari dalam industri global. Lithium, yang sangat penting dalam produksi baterai kendaraan listrik, menjadi salah satu fokus utama dalam pengembangan sumber daya mineral di negara tersebut.
Pada awal 2024, Kementerian Industri dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi memperbarui perkiraannya mengenai nilai sumber daya mineral yang belum dimanfaatkan, yang sebelumnya diperkirakan mencapai 1,3 triliun dollar AS (sekitar Rp 20.800 triliun). Perkiraan tersebut kini meningkat signifikan menjadi 2,5 triliun dollar AS (sekitar Rp 40.000 triliun), berkat penemuan besar-besaran elemen-elemen dan logam penting seperti lithium, nikel, tembaga, dan fosfat.
Arab Saudi terus mengembangkan sektor mineralnya untuk mendiversifikasi ekonominya, yang selama ini sangat bergantung pada ekspor minyak. Pemerintah berambisi untuk memperkuat industri non-migas dan mempercepat transisi menuju sumber daya energi terbarukan, dengan mineral-mineral kritis sebagai salah satu pilar utama dari visi tersebut.
Melalui investasi besar-besaran ini, Arab Saudi tidak hanya berharap dapat menarik lebih banyak investor global, tetapi juga berusaha menjadi pemain utama dalam rantai pasokan global mineral yang semakin dibutuhkan di tengah revolusi industri hijau dan berkembangnya kendaraan listrik.(dhil)