koranindopos.com – Jakarta. kembali menghadapi banjir rob pada Sabtu (14/12/2024), yang menggenangi enam wilayah rukun tetangga (RT) dan satu ruas jalan. Banjir ini disebabkan oleh luapan air laut, sebuah fenomena yang sering melanda kawasan pesisir tersebut.
Menurut laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, genangan kali ini relatif kecil jika dibandingkan dengan total jumlah RT di Jakarta. Pusat Data dan Operasi (Pusdalops) BPBD mencatat, per pukul 11.00 WIB, genangan terjadi di enam RT atau sekitar 0,019% dari total 30.772 RT di DKI Jakarta.
Wilayah yang terkena dampak banjir rob meliputi kawasan-kawasan pesisir dekat pantai dan tanggul di Jakarta Utara. Meski data spesifik RT yang terdampak belum dirilis sepenuhnya, area ini umumnya berada di lokasi-lokasi yang sering mengalami pasang air laut.
Penyebab utama banjir rob adalah kenaikan permukaan air laut yang diperparah oleh faktor penurunan muka tanah (subsiden) di beberapa wilayah pesisir Jakarta. Fenomena ini telah menjadi masalah rutin yang mengancam kehidupan masyarakat sekitar.
BPBD DKI Jakarta telah melakukan sejumlah upaya untuk mengurangi dampak banjir rob, termasuk:
- Menyiagakan pompa air di titik-titik genangan untuk mempercepat surutnya air.
- Memberikan peringatan dini kepada warga tentang potensi banjir rob melalui berbagai kanal informasi.
- Berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan penanganan yang cepat dan tepat di lapangan.
Warga diimbau untuk tetap waspada, terutama mereka yang tinggal di kawasan pesisir yang rawan terkena banjir rob. Pengguna jalan yang melintas di wilayah terdampak juga disarankan mencari rute alternatif untuk menghindari genangan.
Mengatasi banjir rob memerlukan langkah-langkah jangka panjang, seperti:
- Pembangunan tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall) sebagai bagian dari proyek perlindungan pantai.
- Revitalisasi wilayah pesisir untuk meningkatkan ketahanan terhadap fenomena pasang air laut.
- Pemantauan subsiden secara berkala untuk mengurangi dampak penurunan tanah.
Banjir rob adalah tantangan yang harus dihadapi secara bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat. Dengan upaya mitigasi yang berkelanjutan, diharapkan dampaknya dapat diminimalisir di masa depan.(dhil)