Jakarta – Riska Aprilia tidak pernah menyangka dirinya menjadi satu dari 20 nama pemain yang dibawa pelatih kepala Rudy Eka Priyambada ke Tajikistan. Pemain yang berposisi sebagai kiper ini masih belum percaya bisa memperkuat skuad Garuda Pertiwi hingga kancah internasional. Pengalaman bertanding di luar negeri memang baru pertama kali Riska rasakan, mulai dari naik pesawat dalam waktu terbang yang lama, menginjakkan kaki di negeri orang hingga memperkuat Tim nasional wanita. Riska baru mulai mengenal sepakbola sejak empat tahun lalu. Berawal dari ajakan teman untuk mencoba cabang olahraga sepakbola, Riska yang sebelumnya menekuni olahraga voli sebagai libero ini kemudian tertarik untuk bermain sepakbola secara serius. Mengikuti seleksi di klub Binangun Putri Kulon Progo untuk Pekan Olahraga Daerah (PORDA), penjaga gawang menjadi pilihan pertama Riska.
“Saat pertama kali saya pindah cabang olahraga, orang tua saya tidak kaget tetapi justru mendukung pilihan saya. Apalagi ketika saya bermain voli, level kompetisi tidak pernah naik dan tidak bisa mencapai hingga level Timnas. Yang pasti harus sungguh-sungguh dan bekerja keras, karena ketika kita sudah serius dengan pilihan, artinya kita harus menjaga komitmen hingga akhir” ujar Riska Riska memang menunjukkan keseriusannya menekuni sepakbola sejak pertama kali lolos masuk klub Kulon Progo. Keseriusannya ditunjukkan dengan berpindah domisili dari Magelang ke Kulon Progo hanya demi sepakbola. Buah dari keseriusannya pun tak main-main, yakni pada tahun 2019, dirinya mendapat kesempatan untuk tampil di Liga 1 Putri dan menjaga kiper untuk klub PS Sleman. “Tentu menjadi kebanggaan untuk saya dan keluarga karena belum ada anggota keluarga saya yang bermain secara profesional di cabang olahraga tertentu hingga level profesional bahkan nasional. Keluarga saya akrab dengan sepakbola, sebagai satu-satunya anak perempun di keluarga, rasanya tetap tidak percaya telah mendapat begitu banyak kesempatan hingga berada di level ini,” lanjut Riska. Riska baru bergabung mengikuti seleksi dan pemusatan latihan (TC) Timnas Wanita tahap kedua pada Juni lalu. Dirinya sempat pesimis tidak bisa mengikuti TC karena tak kunjung dipanggil pada TC pertama Timnas Wanita pada Maret lalu. Kabar baik yang datang akhirnya tiba pada dua TC selanjutnya yakni pada bulan Juni dan Agustus, utamanya dalam persiapan menuju laga kualifikasi Piala Asia Wanita yang diselenggarakan di Tajikistan.
“Saya lagi-lagi tak menyangka bisa beruntung dilatih oleh salah satu legenda kiper Indonesia, coach Kurnia Sandy. Coach Sandy melatih kami dengan sabar, bisa memberitahu mana yang benar dan mengoreksi mana yang salah, dengan perlakuan yang serius tetapi santai sehingga kami para pemain mengerti semua hal yang diajarkan,” kata Riska. Riska menambahkan ada satu kalimat yang menyentuh, hingga dirinya tetap berusaha semaksimal mungkin dan bekerja keras pada laga kualifikasi di Tajikistan. “Ada satu hal yang dikatakan coach Sandy saat pertama kali saya bergabung di TC kedua hingga sekarang dan masih terngiang-ngiang, yaitu jangan sampai lambang Garuda di dada jatuh ke tangan orang lain. Kalimat sederhana tapi menjadi penyemangat saya untuk terus berjuang di TC hingga pertandingan nanti,” tutup Riska. Riska Aprilia menjadi satu dari 20 pemain terpilih yang akan menghadapi laga kualifikasi Piala Asia Wanita 2022 Indi di Tajikistan. Riska menjadi satu dari tiga kiper yang dibawa, selain Yolanda Krismonica dan Fani. Timnas Wanita akan bertanding menghadapi laga kualifikasi pada 24 dan 27 September 2021 di stadion Republican Central, Dushanbe dengan hanya melawan Singapura, setelah Irak dan Korea Utara memutuskan untuk mundur dari kompetisi.
Sumber : PSSI