Oleh : Lili Retnosari*
koranindopos.com – Jakarta. Pertanian masih menjadi sektor penting di Indonesia. Sektor ini tidak hanya menghasilkan bahan pangan, tetapi juga menopang perekonomian dan menciptakan lapangan pekerjaan. Pada triwulan I 2023 lalu, sektor ini berkontribusi sebesar 11,77 persen terhadap PDB nasional. Bahkan saat pandemi Covid-19, sektor ini tetap mampu tumbuh positif di saat sektor lain mengalami kontraksi pertumbuhan. Sementara itu, pada Februari 2023, sektor ini mampu menyerap tenaga kerja sebesar 29,36 persen atau sekitar 40 juta orang lebih. Meski demikian, sayangnya masih banyak masalah yang dihadapi oleh sektor pertanian di Indonesia.
Tak dapat dipungkiri, sektor pertanian di Indonesia masih menghadapi beberapa masalah yang berkelanjutan. Diantaranya yaitu adanya ketergantungan pada faktor alam seperti curah hujan dan kualitas tanah. Perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu dan tidak dapat diprediksi tentu mengganggu produktivitas pertanian. Masih sedikitnya infrastruktur irigasi yang memadai juga masih menjadi permasalahan.
Masalah lain seperti kurangnya teknologi pertanian, rendahnya kualitas bibit dan pupuk, serta sedikitnya akses petani untuk mengikuti pelatihan, juga masih menjadi hambatan. Berbagai masalah ini membuat produktivitas pertanian Indonesia masih kecil dibandingkan beberapa negara lain, padahal Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan potensi pertanian yang cukup besar.
Jika kita telaah, struktur usaha pertanian di Indonesia juga masih didominasi oleh usaha skala kecil dan subsisten. Petani kecil ini sering menghadapi kendala dalam hal akses ke pasar, biaya, apalagi teknologi. Hal ini lah yang membuat banyak petani merasakan kesulitan ekonomi. Selain itu, kurangnya diversifikasi di industri pertanian juga masih menghambat sektor pertanian untuk dapat berkontribusi lebih besar pada perekonomian nasional.
Semakin banyaknya alih fungsi lahan pertanian, baik menjadi perumahan, industri, atau infrastruktur lainnya, juga tak kalah penting untuk diperhatikan. Penyusutan lahan pertanian yang terus menerus tentu dapat mengancam ketahanan pangan jangka panjang dan menyebabkan kerugian ekonomi bagi para petani.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, tentu diperlukan langkah dan kebijakan yang tepat dan akurat dari pemerintah. Sementara itu, untuk menghasilkan kebijakan yang akurat, tentu diperlukan data pertanian yang akurat, lengkap, serta menyeluruh. Disini lah, pendataan sensus pertanian sangat dibutuhkan. Dalam Pencanangan Pelaksanaan Sensus Pertanian 2023 pada 15 Mei lalu, presiden Jokowi juga menekankan pentingnya data hasil sensus ini dalam penentuan kebijakan yang akurat, mengingat sektor pertanian merupakan sektor yang melibatkan hajat hidup orang banyak.
Sensus Pertanian 2023
Sesuai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1997 tentang statistik, penyelenggaraan sensus dilakukan setiap 10 tahun sekali, termasuk Sensus Pertanian, yang diselenggarakan pada setiap tahun yang berakhiran angka 3 (tiga). Oleh karena itu, pada tahun 2023 ini, tepatnya mulai 1 Juni – 31 Juli, Sensus Pertanian 2023 (ST2023) juga akan dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia.Tak hanya tanaman pangan, sub sektor pertanian lainnya seperti hortukultura, perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan, dan jasa pertanian juga akan dicakup.
Dengan melakukan pendataan kepada pelaku usaha pertanian di seluruh Indonesia, baik pelaku usaha pertanian perorangan, usaha pertanian lainnya (kelompok), dan usaha pertanian berbadan hukum, ST2023 ini bertujuan untuk menyediakan data struktur pertanian, terutama untuk unit-unit administrasi terkecil, menyediakan data yang dapat digunakan sebagai tolok ukur statistik pertanian saat ini, serta menyediakan kerangka sampel untuk survei pertanian lanjutan.
Dari ST2023 ini, selain dihasilkan data pokok pertanian nasional dan petani gurem (seperti data yang dihasilkan dalam ST2013), juga akan menghasilkan data terkait indikator SDGs pertanian, small scale producer (petani skala kecil sesuai standar FAO), dan data geospasial pertanian, yaitu tersedianya data Statistik Pertanian baik dalam bentuk tabular (publikasi dua bahasa) maupun geospasial.
Berbagai data yang akan dihasilkan oleh ST2023 tentu akan sangat berperan dalam pengembangan sektor pertanian kedepan. Selain bermanfaat langsung bagi pelaku usaha pertanian, sensus pertanian juga memiliki dampak positif dalam konteks sosial dan lingkungan. Data mengenai penggunaan pupuk dan pestisida misalnya, dapat membantu menganalisis dampaknya terhadap kualitas tanah dan lingkungan. Sensus pertanian juga membantu mengidentifikasi masalah dan tantangan yang dihadapi oleh petani, serta yang terpenting, pemerintah dan pemangku kebijakan terkait akan mampu mengembangkan solusi yang lebih efektif dari isu-isu pertanian terkini.
Selain itu, sensus pertanian juga berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan petani. Informasi penting dari sensus pertanian ini dapat digunakan untuk merancang program bantuan yang spesifik, memperkuat kelembagaan pertanian, dan meningkatkan akses petani ke sumber daya yang diperlukan. Pada akhirnya, Sensus pertanian berperan penting dalam membangun keberlanjutan ekonomi dan sosial bagi petani dan komunitas pertanian.
Namun, untuk mencapai semua tujuan dan manfaat tersebut, terdapat beberapa tantangan yang signifikan. Salah satu tantangan terbesar adalah mengumpulkan data yang akurat dan terperinci, karena pertanian merupakan sektor yang sangat kompleks. Oleh karena itu, pemilihan metode pengumpulan data yang efektif dan tepat guna sangat diperlukan.
Dalam pelaksanaan kegiatan sensus pertanian juga pasti menghadapi kendala waktu dan sumber daya yang terbatas. Pemilihan dan pelatihan petugas sensus yang kompeten sangat diperlukan agar pendataan berjalan lancar. Selain itu, sosialisasi yang luas kepada seluruh masyarakat menjadi sangat penting agar tercipta partisipasi dari semua pihak.
Tantangan lain yang dihadapi sensus pertanian adalah pengolahan data yang kompleks. Diperlukan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang tepat guna untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis data hasil sensus dengan efisien. Hal ini akan membuat pemerintah lebih mudah dalam mengambil kebijakan.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, kerjasama dari seluruh pihak sangat diperlukan. Kita semua memiliki peran untuk menyukseskan ST2023 ini. Selain itu, kita harus menyadari bahwa keberhasilan sensus ini bukan hanya tentang mengumpulkan data, tetapi juga tentang pemanfaatan data tersebut untuk mengatasi masalah nyata yang dihadapi oleh sektor pertanian. Dengan demikian, kesejahteraan petani dan kedaulatan pangan dapat tercapai.
*Penulis merupakan Statistisi di BPS