koranindopos.com – SUPER holding. Desas-desusnya pun super nyaring. Mulai dari kasak-kusuk pembagian wewenang, sampai sosok nahkodanya pun nyaring diperbincangkan. Itu dia, Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). Sebuah terobosan dan harapan baru di era Presiden Prabowo Subianto. Prabowo menyebutnya sebagai wajah baru badan pengelola dana investasi pemerintah atau sovereign wealth fund. Sebagai awalan, super holding itu akan mengelola aset pemerintah senilai 900 miliar dolar AS.
”Danantara, yang akan diluncurkan pada tanggal 24 Februari bulan ini, akan menginvestasikan sumber daya alam dan aset negara kami ke dalam proyek-proyek berdampak tinggi yang berkelanjutan di berbagai sektor seperti energi terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, produksi pangan, dan lain-lain,” ungkap Prabowo dalam pidatonya pada World Governments Summit 2025 melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden pada Jumat, 14 Februari 2025.
Sudah tergambar bagaimana supernya instansi ini. Bahkan kabarnya, mereka berwenang penuh dalam mengelola semua perusahaan pelat merah tanpa izin kementerian terkait. Tentu, itu membuat Menteri BUMN Erick Thohir gelisah. Itu artinya tak perlu ada lagi yang namanya menteri BUMN. Tetapi, kabar dari Senayan, itu sudah mereda. Urusan wewenang sudah deal. Menteri BUMN tetap memiliki wewenang sebagai pengawas. Danantara sebagai pengelola. Itu berkat peran Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad atas arahan Prabowo sebagai mediator.
Namun, desas-desus siapa yang akan menahkodai super holding itu belum klir. Meski Prabowo sudah menyebut 24 Februari sebagai momentum peresmiannya, tetapi sampai saat ini sejumlah nama masih berseliweran. Kabarnya Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani yang akan menggeser posisi Muliaman Darmansyah Hadad, sebagai nahkoda lama Danantara.
Ada juga Dony Oskaria. Wakil Menteri Erick Thohir itu juga disebut-sebut berpeluang besar. Dia adalah sosok siap pakai. Sejumlah jabatan mentereng pernah dia tempati. Misalnya sebagai Direktur Utama In Journey; holding BUMN di sektor aviasi dan pariwisata. Sebelumnya, dia pernah menjadi komisaris PT Garuda Indonesia dan Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia pada 2020.
Di luar BUMN dia pernah menjadi anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) RI. Bahkan, tangan dinginnya menyentuh sektor bisnis hiburan tanah air. Belakangan diketahui, Dony menjabat sebagai co-founder RANS Entertainment. Usut punya usut, ternyata dia adalah paman dari Nagita Slavina, istri Raffi Ahmad.
Kemudian ada Pandu Patria Sjahrir. Tentu, nama Sjahrir tidak asing lagi di telinga. Dia adalah anak dari pasangan pesohor ekonom Indonesia, Sjahrir dan Nurmala Kartini Sjahrir. Dia juga keponakan Opung Luhut alias Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN).
Debut Pandu moncer di sektor pertambangan tanah air. Pria kelahiran Boston, Amerika Serikat pada 17 Mei 1979 tersebut merupakan pengusaha batu bara dan investor profesional. Dia juga dikenal memiliki tangan dingin dalam menyehatkan perusahaan sakit dan sukses di bidang pengelolaan aset.
Pria lulusan program Magister of Business Administration Stanford Graduate School of Business tersebut juga pernah menduduki posisi strategis seperti Ketua Pengembangan Keuangan Digital Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Dia juga sebagai Ketua Asosiasi Fintech Indonesia. Dia juga menjabat sebagai Direktur PT Toba Bara Sejahtera dan pernah menjadi Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Indonesian atau Coal Mining Association (ICMA) periode 2018 – 2021. Entah siapa yang akan menahkodai Danantara. Begitulah dinamikanya. Mari kita tunggu bersama peresemiannya. Ada kejutan apa. (*)