koranindopos.com – Jakarta. Multiple Sclerosis (MS), penyakit autoimun dengan gejala yang seringkali menyerupai kondisi medis lain, masih kurang dipahami, baik oleh masyarakat umum maupun tenaga kesehatan di Indonesia. Data Atlas of MS menunjukkan di Asia Tenggara terdapat 9 dari 100.000 orang terdiagnosa MS, sementara di Indonesia tercatat 160 orang yang terdiagnosa MS.
Hal ini mengindikasikan adanya potensi kasus MS yang belum terdiagnosis di Indonesia. Oleh karenanya, peningkatan kesadaran dan pemahaman tentang MS menjadi krusial untuk meminimalisir risiko diagnosis yang terlewatkan dan keterlambatan penanganan, yang dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup individu dengan MS.
Menjawab tantangan tersebut, sekaligus memperingati Hari Multiple Sclerosis (MS) Sedunia yang tahun ini jatuh pada 30 Mei, PT Merck Tbk (Merck) dan Siloam Hospitals Lippo Village (Siloam Hospitals) berkolaborasi untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang MS di Indonesia sekaligus memperluas akses terhadap penanganan MS yang inovatif dan berkualitas, agar individu dengan MS dapat menjalani hidup yang lebih baik.
Evie Yulin, Presiden Direktur PT Merck Tbk, menegaskan komitmen Merck dalam penanganan MS, “Merck secara global memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun dalam memberikan solusi penanganan MS. Kami terus berupaya menemukan solusi bagi kebutuhan medis pasien yang belum terpenuhi seperti mengembangkan inovasi dengan meluncurkan produk pengobatan inovatif baru yang efektif dan dapat meningkatkan kenyamanan terapi.”
Evie melanjutkan, “Untuk memperluas akses penanganan MS yang inovatif dan berkualitas, kami juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Siloam Hospitals Lippo Village sebagai salah satu rumah sakit rujukan MS yang mumpuni di Indonesia.”
dr. Jeffry Oeswadi, MARS, Hospital Director Siloam Hospitals Lippo Village mengungkapkan, “Kami sangat menghargai kerja sama dengan Merck, perusahaan yang memiliki komitmen kuat dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang MS di Indonesia. Merck pun telah aktif terlibat dalam program edukasi untuk masyarakat dan tenaga medis.
Siloam Hospitals Lippo Village sudah berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang MS melalui berbagai inisiatif edukasi dan kampanye. Kolaborasi ini mencerminkan visi bersama kami untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi individu dengan MS, di mana mereka bisa melakukan deteksi, hingga mendapat diagnosis dini dan penanganan yang efektif guna meningkatkan kualitas hidup mereka.”
Kolaborasi ini meliputi berbagai kegiatan seperti peningkatan kompetensi klinisi, di antaranya melalui workshop dan webinar bagi para praktisi kesehatan secara berkala. Selain itu, juga dilakukan edukasi MS bagi masyarakat awam, termasuk kegiatan media briefing dalam rangka memperingati World MS Day. Dr. dr. Rocksy Fransisca V Situmeang, Sp.N, Neurologist Siloam Hospitals Lippo Village, menjelaskan bahwa MS adalah penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat. Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan myelin atau selubung pelindung saraf, oleh sistem kekebalan tubuh. Kerusakan pada myelin menyebabkan hubungan antara otak dan bagian tubuh lainnya terganggu.
“MS seringkali sulit didiagnosis karena gejalanya mirip dengan kondisi medis lain seperti stroke dan gangguan penglihatan pada mata, dan dapat berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya. Oleh karenanya diagnosis MS bisa jadi cukup menantang karena tidak dapat ditegakkan hanya dengan satu tes khusus. 2 Hal ini untuk mengantisipasi kesalahan diagnosis yang dapat memperburuk kondisi dan mengakibatkan hilangnya fungsi pada salah satu anggota tubuh secara permanen.”
Salah satu jenis MS yang paling sering ditemukan adalah Relapsing-Remitting MS (RRMS), dimana gejala-gejala tertentu muncul pada seorang individu, hilang, dan setelah itu muncul kembali. “Kemunculan – hilang dan kemunculan kembali suatu gejala bisa menjadi sebuah gejala MS yang cukup khas dan patut diwaspadai.
Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf jika mengalami tanda tersebut. Dengan diagnosis dan penanganan yang tepat, individu dengan MS dapat menjalani hidup yang produktif dan berkualitas,” tambah dr Rocksy.
Jessy, Sahabat Multiple Sclerosis, berbagi pengalamannya agar tetap optimis menghadapi MS. Menurutnya, memiliki MS telah mengajarkannya banyak hal tentang ketabahan, ketekunan, dan menghargai setiap momen dalam hidup. “Perjalanan saya hingga mendapatkan diagnosis MS bisa dirangkum dalam tiga kata: tidak mudah, tidak singkat dan melelahkan. Saya menyadari bahwa MS merupakan kondisi permanen dan menyadari hidup dengan MS akan ada keterbatasan fisik dan bahkan kemunduran.
Maka yang saya lakukan adalah embrace it dan terus produktif menjalani kegiatan sehari-hari. Dengan MS saya jadi lebih menyadari nilai-nilai hidup 4Gs (Grit, Gift, Grace dan Gratitude). Dengan mengkombinasikan nilai tersebut dan penanganan medis serta obat membantu saya mencapai performa tertinggi dengan resiko rendah dan tetapi bisa produktif menjalani kegiatan sehari-hari.”
Jessy melanjutkan, “Saya harap dengan berbagi konten-konten tentang MS yang informatif namun tetap ringan dan menarik di media sosial saya dan juga melalui buku yang saya buat, dapat menginspirasi dan memberikan semangat bagi individu lain dengan MS melalui kisah saya.”
“Hidup dengan MS tidaklah mudah, untuk itu penting bagi kita di momentum World MS Day untuk saling mendukung agar dapat bersama-sama menghadapi tantangan MS dan terus berbagi informasi untuk meningkatkan kesadaran akan MS secara lebih luas lagi,” tutup Evie Yulin. (ris)